BATAS TAK BERBATAS

Posted by Unknown Kamis, 28 Februari 2013 0 komentar
Penyanyi : Iwan Fals
Ciptaan : Iwan Fals
Lirik : Slamet Rahardjo Djarot

Sendiri menanti pagi
Setitik embun bergantung di ujung daun
Sang dara melamun
Mimpi menelan matahari

Reff :
Suci embun segar perawan
Bergaun cahaya
Melintas batas
Ambisi dan kenyataan
Melambung tinggi, jauh
Ke alam impian

Bridge :
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan

Jejak telah dilangkahkan
Seribu kehendak harus terlahirkan
Urai jerat keangkuhan
Melepas belenggu
Rasa tahu berlebihan

Reff :
Memang gaun ini mesti berganti
Cahaya tak lagi menyilaukan
Dan menjelma menjadi pelurus hati
Kini sang dara menyanyi lagi

Bridge :
Tak lagi dia mau merasa sepi
Tak lagi dia mau merasa sendiri

Segar perawan berdandan
Atas cermin bercahaya kenyataan
Mimpi indah adalah
Fatamorgana

Walau samar cakrawala
Adalah kenyataan
Tampak jauh untuk ditempuh
Tapi itulah batas
Dari kehendak manusia yang tak berbatas
Oooh hmmmmm....

Reff :
Suci embun segar perawan
Bergaun cahaya
Melintas batas ambisi dan kenyataan
Melambung tinggi, jauh
Ke alam impian

Bridge :
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan
Read More..

Tiga Bulan

Posted by Unknown 0 komentar
Tiga bulan lamanya kau dalam penjara
Teman
Seratus butir telur ayam di pasar
Hilang engkau ganyang

Palu keras bapak hakim berbunyi tegas
Terbayang
Bibir sumbing gigi rompal dapat kupastikan
Malang engkau kawan

Tiga bulan lamanya kah tuan ditahan
Nikmat benar
Seratus juta uang negara terbang melayang
Masuk kantong tuan

Palu kayu bapak hakim berbunyi pelan
Terdengar sumbang
Dalam rumah dalam penjara tiada beda
Coba bayangkan teman

Dalam rumah dalam penjara tiada beda
Coba bayangkan teman 
Read More..

Wawacanda Sore Dengan Iwan Fals

Posted by Unknown 0 komentar

Kali kedua saya bertemu dengan Iwan Fals secara personal sambil tanya soal ini soal itu, di bilangan radio swasta di Jakarta (21/01/2013). Ketika bertemu seperti biasa memberi salam kepada Bagoes AA dan Iwan Fals yang kala itu sedang berbincang santai... sambil mengenalkan diri kepada Iwan Fals.. lalu saya langsung ke pokok permasalahan (soalnya Iwan akan on air radio ).
Beberapa pertanyaan tapi tepatnya sih konfirmasi kepada Iwan Fals soal karyanya tahun '80an:

- Soal judul lagu "Doa Pengobral Dosa". Yang tertera di PH (piringan hitam) judulnya lebih panjang menjadi "Doa Pengobral Dosa di Sudut Dekat Gerbong Butut". Itu merupakan kesalahan dari pihak Label kata Iwan Fals, tetapi bagi kolektor ini menjadi unik.

- Lagu  "Menjelang Bobo/tidur" di album Wajib Belajar nya Rita Rubby Hartland, dimana disitu tertera ciptaan Willy.S/Rita Rubby/Iwan Fals, disini Iwan bilang "LUPA" mungkin juga saat itu. "Kalo bisa lagunya saya minta kayak apa lagu-lagu tersebut", ujar Iwan.

- Soal lagu "Keluarga Dalam Bencana" di album EXAMASIST. "Saya lupa tentang lagu tersebut, dan baru tau ada lagu saya disitu, itu grupnya Helmi dan Bambang. Setelah AMBURADUL saya ikut lomba Humor, Totok Gunarto ke DEMOKRATIK", kata Iwan.

- Lantas soal perbedaan singkatan KPJ antara kaset dan PH Iwan bilang, "Coba tanya ke Anto Baret, soalnya ada dua persepsi juga antara Kelompok Pemusik Jalanan dan Kelompok Penyanyi Jalanan.. kalo penyanyi hanya bernyanyi, kalo pemusik lebih luas".

- Tentang lagu "Luka" dan "Annisa" yang tidak dimasukan ke album, ternyata Iwan sendiri gak tau kenapa tidak dimasukan dua lagu tersebut. "Mungkin untuk lagu Annisa gak muat dikaset waktu itu (kaset c-45)", kata Iwan.

- Lagu "Percayalah Kasih" dialbum Yockie - PENANTIAN. "Tadinya suara cewek itu Yos (istri Iwan), tapi saya gak setuju lalu digantikan oleh Vina Panduwinata", kata Iwan.
- Suara cewek di lagu "Damai Kami Sepanjang Hari" dan "Surat Buat Wakil Rakyat" merupakan suara mbak Yos (istri Iwan). Dan suara anak kecil di lagu "Surat Buat Wakil Rakyat" dan "Kemesraan" versi awal itu suara anaknya Heirrie Buchaeri ketika saya tanya ke Bagoes AA.

- Ketika saya tanya soal Jingle Iklan, Iwan bilang, "Ada tiga jingle iklan yang saya bikin, iklan Jeans JOIN-IN, iklan Vespa waktu dibandung awal 80-an dan iklan Tabloid "DETAK" (90an).". # Wah punya Pe-er lagi nih iklan sebuah Vespa, hunting lageee.....
Album-Album awal Iwan Fals menurut beliau sendiri:

1. Rekaman di Radio EH 8 (tidak diedarkan) dimana Iwan bermain sendiri.
2. Kelompok Amburadul (Totok Gunarto ke Bandung mengajak Iwan membentuk band di Jakarta dan rekaman diawal 1979)
3. Yang Muda Yang Bercanda II (vakumnya Amburadul Iwan ikut lomba musik humor, Totok ke Demokratik)
4. Canda Dalam Ronda (bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip)
5. Canda Dalam Nada (lagu yang di ambil dari dua album sebelumnya di bendera LHI)
Ketika Iwan bermain di Balai Sidang Jakarta ada pihak Musica Studio menawarkan rekaman. Maka rilis album Sarjana Muda (th 1981).

Sedikit wawancanda bareng Iwan Fals dengan suasana yang hangat dan santai. Sebenarnya masih banyak yang saya ingin tanyakan, apa daya waktunya sangat pendek mungkin lain waktu di album barunya Iwan Fals yang akan edar medio 2013 ini....(abd)

Read More..

Biografi Alone At Last

Posted by Unknown Minggu, 24 Februari 2013 0 komentar

Profil Biografi dan Diskografi Band Alone At Last - berawal dari pertemanan Bahe dan Athink pada 2002. Keduanya punya mimpi yang sama yaitu membangun sebuah band yang bisa dijadikan alur untuk melepas arus emosi dan frustrasi diri lewat musik. Mimpi itu jadi nyata saat Indra dan Abox bergabung. Bahe (gitar), Athink (drum), Indra (gitar/backing vocal), dan Abox (bas/backing vocal) kemudian sepakat menamakan mimpi mereka dengan nama Alone At Last*.
Gigs Free at Last #1 yang digelar di Buqiet Café jadi langkah awal Alone At Last* menyemarakki scene musik bawah tanah Bandung. Namun, mereka belum merasa pas dengan formasi Bahe, Athink, Indra, dan Abox. Adalah Indra yang mencetuskan ide untuk mencari vokalis baru. Dan tak lama kemudian Yaz bergabung.
Seiring kedatangan Yaz, Alone At Last* justru kudu kehilangan Abox. Basis pertama mereka itu terpaksa angkat kaki karena harus fokus pada pekerjaan. Posisi Abox lantas diisi Ubey.
Dengan formasi Yaz (vokal), Bahe (gitar), Indra (gitar), Athink (drum), dan Ubey (bas), Alone At Last* tampil lebih solid. Hal itu mereka tunjukkan dengan keluarnya EP Sendiri vs Dunia pada 2004. EP yang dirilis Absolute Records ini langsung menyita perhatian dan mendongkrak bendera Alone At Last* ke level lebih tinggi.
Namun sekali lagi mereka harus kehilangan salah satu personel asli. Awal 2006, Indra terpaksa meninggalkan band yang turut didirikannya karena harus melanjutkan studi. Posisi Indra digantikan Ucay.
Efek EP Sendiri vs Dunia membuat Alone At Last* bisa belajar banyak tentang bagaimana membangun eksistensi sebuah band. Ada cucuran keringat yang sangat deras di balik semua itu.
Di tengah perjalanan menggarap album pertama pada 2007, Alone At Last* harus mengalami goncangan: Bahe mengundurkan diri. Mereka bergerak cepat mencari pengganti Bahe. Pilihan jatuh pada David yang kemudian diangkat jadi additional player.
Tahun 2008, Alone At Last* merampungkan album pertama. Masih di bawah label Absolute Records, album itu diberi tajuk Jiwa. Album yang menjadi manifestasi pendewasaan seluruh aspek mulai dari musik sampai keluarga besar Alone At Last*.
Mungkin banyak yang bertanya kenapa selalu ada tanda bintang di akhir nama Alone At Last*? Itu tak lebih dari sebuah simbol visi Alone At Last* yang selalu ingin jadi bintang. Dalam arti, selalu mencerahkan kehidupan lewat musik. Pencerahan bagi diri sendiri, teman, dan lingkungan.

Sumber : Biografi Band

Read More..

Sejarah Musik Underground Indonesia

Posted by Unknown 0 komentar



Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70- an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih `liar’ dan `ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah
namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album
ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.

Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band- band yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota- kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Krisna J. Sadrach, frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sana oleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal.

Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie, vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial Sic Mynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada Apa Dengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelah cabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsep musik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrem baginya.

Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat pola tradisi `sekolah lama’, bangga menjadi band cover version! Di antara mereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Ini terjadi karena mereka adalah salah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V. Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Mereka punya program bernama Rock N’ Rhythm yang
mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Stasiun radio ini bahkan sempat disatroni langsung oleh dedengkot thrash metal Brasil, Sepultura, kala mereka datang ke Jakarta bulan Juni 1992. Selain medium radio, media massa yang kerap mengulas berita- berita rock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik dan Majalah Vista.

Selain hang out di Pid Pub tiap akhir pekan, anak-anak metal ini sehari-harinya nongkrong di pelataran Apotik Retna yang terletak di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Beberapa selebritis muda yang dulu sempat nongkrong bareng (groupies?) anak-anak metal ini antara lain Ayu Azhari, Cornelia Agatha, Sophia Latjuba, Karina Suwandi hingga Krisdayanti. Aktris Ayu Azhari sendiri bahkan sempat dipersunting sebagai istri oleh (alm) Jodhie Gondokusumo yang merupakan vokalis Getah dan juga
mantan vokalis Rotor.

Tak seberapa jauh dari Apotik Retna, lokasi lain yang sering dijadikan lokasi rehearsal adalah Studio One Feel yang merupakan studio latihan paling legendaris dan bisa dibilang hampir semua band- band rock/metal lawas ibukota pernah rutin berlatih di sini. Selain Pid Pub, venue alternatif tempat band-band rock underground
manggung pada masa itu adalah Black Hole dan restoran Manari Open Air di Museum Satria Mandala (cikal bakal Poster Café). Diluar itu, pentas seni MA dan acara musik kampus sering kali pula di “infiltrasi” oleh band-band metal tersebut. Beberapa pensi yang historikal di antaranya adalah Pamsos (SMA 6 Bulungan), PL Fair (SMA
Pangudi Luhur), Kresikars (SMA 82), acara musik kampus Universitas
Nasional (Pejaten), Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia (Depok), Unika Atmajaya Jakarta, Institut Teknologi Indonesia (Serpong) hingga Universitas Jayabaya (Pulomas).

Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lama setelah Sepultura sukses “membakar” Jakarta dan Surabaya, band speed metal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawah
label Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu album speed metal klasik Indonesia era 90-an. Hal yang sama dialami pula oleh Rotor. Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis album thrash metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO). Bermodalkan rekomendasi dari manajer tur Metallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konser Metallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim) lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib. Sucker Head sendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding band
seangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, Aquarius
Musikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album `The Head Sucker’. Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.

Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air, mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentuk scene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat di Blok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal sering
terlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan di sebuah resto waralaba terkenal di sana. Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal daninternasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah.

Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang makin mengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh, Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor, Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya. Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul `It’s A Proud To Vomit Him’. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen dan PAS).

Tahun 1996 juga sempat mencatat kelahiran fanzine musik underground pertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputer berbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out cut n’ paste tradisional, Brainwashed kemudian diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin foto kopi milik saudara penulis sendiri. Di edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band hardcore, punk bahkan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, di tahun 1997 Brainwashed sempat dicetak ala majalah profesional dengan cover
penuh warna. Hingga tahun 1999 Brainwashed hanya kuat terbit hingga tujuh edisi, sebelum akhirnya di tahun 2000 penulis menggagas format e-zine di internet (www.bisik.com). Media-media serupa yang selanjutnya lebih konsisten terbit di Jakarta antara lain Morbid Noise zine, Gerilya zine, Rottrevore zine, Cosmic zine dan
sebagainya.

29 September 1996 menandakan dimulainya sebuah era baru bagi perkembangan rock underground di Jakarta. Tepat pada hari itulah digelar acara musik indie untuk pertama kalinya di Poster Café. Acara bernama “Underground Session” ini digelar tiap dua minggu sekali pada malam hari kerja. Café legendaris yang dimiliki rocker gaek
Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baru yang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif. Lahirnya scene Brit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997 – 2000 sampai tawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta dengan Bandung terjadi juga di tempat ini. Getah,
Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet, Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV, Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, Agus Sasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang `kenyang’ manggung di sana.

10 Maret 1999 adalah hari kematian scene Poster Café untuk selama- lamanya. Pada hari itu untuk terakhir kalinya diadakan acara musik di sana (Subnormal Revolution) yang berujung kerusuhan besar antara massa punk dengan warga sekitar hingga berdampak hancurnya beberapa mobil dan unjuk giginya aparat kepolisian dalam membubarkan massa. Bubarnya Poster Café diluar dugaan malah banyak melahirkan venue- venue alternatif bagi masing-masing scene musik indie. Café Kupu- Kupu di Bulungan sering digunakan scene musik ska, Pondok Indah Waterpark, GM 2000 café dan Café Gueni di Cikini untuk scene Brit/indie pop, Parkit De Javu Club di Menteng untuk gigs punk/hardcore dan juga indie pop. Belakangan BB’s Bar yang super- sempit di Menteng sering disewa untuk acara garage rock-new wave-mellow punk juga rock yang kini sedang hot, seperti The Upstairs, Seringai, The Brandals, C’mon Lennon, Killed By Butterfly, Sajama Cut,
Devotion dan banyak lagi. Di antara semuanya, mungkin yang paling `netral’ dan digunakan lintas-scene cuma Nirvana Café yangterletak di basement Hotel Maharadja, Jakarta Selatan. Di tempat ini pulalah, 13 Januari 2002 silam, Puppen `menghabisi riwayat’ mereka dalam sebuah konser bersejarah yang berjudul, “Puppen : Last Show Ever”, sebuah rentetan show akhir band Bandung ini sebelum membubarkan diri.

Scene Punk/Hardcore/Brit/Indie Pop

Invasi musik grunge/alternative dan dirilisnya album Kiss This dari Sex Pistols pada tahun 1992 ternyata cukup menjadi trigger yang ampuh dalam melahirkan band-band baru yang tidak memainkan musik metal. Misalnya saja band Pestol Aer dari komunitas Young Offender yang diawal kiprahnya sering meng-cover lagu-lagu Sex Pistols lengkap dengan dress-up punk dan haircut mohawknya. Uniknya, pada perjalanan selanjutnya, sekitar tahun 1994, Pestol Aer kemudian mengubah arah musik mereka menjadi band yang mengusung genre british/indie pop ala The Stone Roses. Konon, peristiwa historik ini
kemudian menjadi momen yang cukup signifikan bagi perkembangan scene british/indie pop di Jakarta. Sebelum bubar, di pertengahan 1997 mereka sempat merilis album debut bertitel `…Jang Doeloe’. Generasi awal dari scene brit pop ini antara lain adalah band Rumahsakit, Wondergel, Planet Bumi, Orange, Jellyfish, Jepit Rambut, Room-V,
Parklife hingga Death Goes To The Disco.

Pestol Aer memang bukan band punk pertama, ibukota ini di tahun 1989 sempat melahirkan band punk/hardcore pionir Antiseptic yang kerap memainkan nomor-nomor milik Black Flag, The Misfits, DRI sampai Sex Pistols. Lukman (Waiting Room/The Superglad) dan Robin (Sucker Head/Noxa) adalah alumnus band ini juga. Selain sering manggung di Jakarta, Antiseptic juga sempat manggung di rockfest legendaris Bandung, Hullabaloo II pada akhir 1994. Album debut Antiseptic sendiri yang bertitel `Finally’ baru rilis delapan tahun kemudian (1997) secara D.I.Y. Ada juga band alternatif seperti Ocean yang memainkan musik ala Jane’s Addiction dan lainnya, sayangnya mereka tidak sempat merilis rekaman.

Selain itu, di awal 1990, Jakarta juga mencetak band punk rock The Idiots yang awalnya sering manggung meng-cover lagu-lagu The Exploited. Nggak jauh berbeda dengan Antiseptic, baru sembilan tahun kemudian The Idiots merilis album debut mereka yang bertitel `Living Comfort In Anarchy’ via label indie Movement Records. Komunitas-
komunitas punk/hardcore juga menjamur di Jakarta pada era 90-an tersebut. Selain komunitas Young Offender tadi, ada pula komunitas South Sex (SS) di kawasan Radio Dalam, Subnormal di Kelapa Gading, Semi-People di Duren Sawit, Brotherhood di Slipi, Locos di Blok M hingga SID Gank di Rawamangun.

Sementara rilisan klasik dari scene punk/hardcore Jakarta adalah album kompilasi Walk Together, Rock Together (Locos Enterprise) yang rilis awal 1997 dan memuat singel antara lain dari band Youth Against Fascism, Anti Septic, Straight Answer, Dirty Edge dan sebagainya. Album kompilasi punk/hardcore klasik lainnya adalah Still One, Still Proud (Movement Records) yang berisikan singel dari Sexy Pig, The Idiots, Cryptical Death hingga Out Of Control.

Bandung scene

Di Bandung sekitar awal 1994 terdapat studio musik legendaris yang menjadi cikal bakal scene rock underground di sana. Namanya Studio Reverse yang terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio ini digagas oleh Richard Mutter (saat itu drummer PAS) dan Helvi. Ketika semakin berkembang Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya dengan
membuka distro (akronim dari distribution) yang menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris import lainnya. Selain distro, Richard juga sempat membentuk label independen 40.1.24 yang rilisan pertamanya di tahun 1997 adalah kompilasi CD yang bertitel “Masaindahbangetsekalipisan.” Band-band indie yang ikut serta di kompilasi ini antara lain adalah Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room, sebagai satu- satunya band asal Jakarta.

Band-band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse ini antara lain PAS dan Puppen. PAS sendiri di tahun 1993 menorehkan sejarah sebagai band Indonesia yang pertama kali merilis album secara independen. Mini album mereka yang bertitel “Four Through The S.A.P” ludes terjual 5000 kaset dalam waktu yang cukup singkat. Mastermind yang melahirkan ide merilis album PAS secara independen tersebut adalah (alm) Samuel Marudut. Ia adalah Music Director Radio GMR, sebuah stasiun radio rock pertama di Indonesia yang kerap memutar demo-demo rekaman band-band rock amatir asal Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Tragisnya, di awal 1995 Marudut ditemukan tewas tak bernyawa di kediaman Krisna Sucker Head di Jakarta. Yang mengejutkan, kematiannya ini, menurut Krisna, diiringi lagu The End dari album Best of The Doors yang diputarnya pada tape di kamar Krisna. Sementara itu Puppen yang dibentuk pada tahun 1992 adalah salah satu pionir hardcore lokal yang hingga akhir hayatnya di tahun 2002 sempat merilis tiga album yaitu, Not A Pup E.P. (1995), MK II (1998) dan Puppen s/t (2000). Kemudian menyusul Pure Saturday dengan albumnya yang self-titled. Album ini kemudian dibantu promosinya oleh Majalah Hai. Kubik juga mengalami hal yang sama, dengan cara bonus kaset 3 lagu sebelum rilis albumnya.

Agak ke timur, masih di Bandung juga, kita akan menemukan sebuah komunitas yang menjadi episentrum underground metal di sana, komunitas Ujung Berung. Dulunya di daerah ini sempat berdiri Studio Palapa yang banyak berjasa membesarkan band-band underground cadas macam Jasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corpse, Tympanic Membrane, Infamy, Burger Kill dan sebagainya. Di sinilah kemudian pada awal 1995 terbit fanzine musik pertama di Indonesia yang bernama Revograms Zine. Editornya Dinan, adalah vokalis band Sonic Torment yang memiliki single unik berjudul “Golok Berbicara”. Revograms Zine tercatat sempat tiga kali terbit dan kesemua materi isinya membahas band-band metal/hardcore lokal maupun internasional.

Kemudian taklama kemudian fanzine indie seperti Swirl, Tigabelas, Membakar Batas dan yang lainnya ikut meramaikan media indie. Ripple dan Trolley muncul sebagai majalah yang membahas kecenderungan subkultur Bandung dan jug lifestylenya. Trolley bangkrut tahun 2002, sementara Ripple berubah dari pocket magazine ke format majalah standar. Sementara fanzine yang umumnya fotokopian hingga kini masih terus eksis. Serunya di Bandung tak hanya musik ekstrim yang maju tapi juga scene indie popnya. Sejak Pure Saturday muncul, berbagai band indie pop atau alternatif, seperti Cherry Bombshell, Sieve, Nasi Putih hingga yang terkini seperti The Milo, Mocca, Homogenic. Begitu pula scene ska yang sebenarnya sudah ada jauh sebelum trend ska besar. Band seperti Noin Bullet dan Agent Skins sudah lama mengusung genre musik ini.

Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosok tanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di `baptis’ di sini belum afdhal rasanya. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisik hingga Bandung Underground. Jumlah penonton setiap acara-acara di atas tergolong spektakuler, antara 5000 – 7000 penonton! Tiket masuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis segala oleh para calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock show underground.

Sempat dijuluki sebagai barometer rock underground di Indonesia, Bandung memang merupakan kota yang menawarkan sejuta gagasan-gagasan cerdas bagi kemajuan scene nasional. Booming distro yang melanda seluruh Indonesia saat ini juga dipelopori oleh kota ini. Keberhasilan menjual album indie hingga puluhan ribu keping yang dialami band Mocca juga berawal dari kota ini. Bahkan Burger Kill, band hardcore Indonesia yang pertama kali teken kontrak dengan major label, Sony Music Indonesia, juga dibesarkan di kota ini. Belum lagi majalah Trolley (RIP) dan Ripple yang seakan menjadi reinkarnasi Aktuil di jaman sekarang, tetap loyal memberikan porsi terbesar liputannya bagi band-band indie lokal keren macam Koil, Kubik, Balcony, The Bahamas, Blind To See, Rocket Rockers, The Milo, Teenage Death Star, Komunal hingga The S.I.G.I.T. Coba cek webzine Bandung, Death Rock Star (www.deathrockstar.tk) untuk membuktikannya. Asli, kota yang satu ini memang nggak ada matinya!

Scene Jogjakarta

Kota pelajar adalah julukan formalnya, tapi siapa sangka kalau kota ini ternyata juga menjadi salah satu scene rock underground terkuat di Indonesia? Well, mari kita telusuri sedikit sejarahnya. Komunitas metal underground Jogjakarta salah satunya adalah Jogja Corpsegrinder. Komunitas ini sempat menerbitkan fanzine metal Human Waste, majalah Megaton dan menggelar acara metal legendaris di sana, Jogja Brebeg. Hingga kini acara tersebut sudah terselenggara sepuluh kali! Band-band metal underground lawas dari kota ini antara lain Death Vomit, Mortal Scream, Impurity, Brutal Corpse, Mystis, Ruction.

Untuk scene punk/hardcore/industrial-nya yang bangkit sekitar awal 1997 tersebutlah nama Sabotage, Something Wrong, Noise For Violence, Black Boots, DOM 65, Teknoshit hingga yang paling terkini, Endank Soekamti. Sedangkan untuk scene indie rock/pop, beberapa nama yang patut di highlight adalah Seek Six Sick, Bangkutaman, Strawberry’s Pop sampai The Monophones. Selain itu, band ska paling keren yang pernah terlahir di Indonesia, Shaggy Dog, juga berasal dari kota ini. Shaggy Dog yang kini dikontrak EMI belakangan malah sedang asyik menggelar tur konser keliling Eropa selama 3 bulan! Kota gudeg ini tercatat juga pernah menggelar Parkinsound, sebuah festival musik elektronik yang pertama di Indonesia. Parkinsound #3 yang diselenggarakan tanggal 6 Juli 2001 silam di antaranya menampilkan Garden Of The Blind, Mock Me Not, Teknoshit, Fucktory, Melancholic Bitch hingga
Mesin Jahat.

Scene Surabaya

Scene underground rock di Surabaya bermula dengan semakin tumbuh-berkembangnya band-band independen beraliran death metal/grindcore sekitar pertengahan tahun 1995. Sejarah terbentuknya berawal dari event Surabaya Expo (semacam Jakarta Fair di DKI - Red) dimana band- band underground metal seperti, Slowdeath, Torture, Dry, Venduzor, Bushido manggung di sebuah acara musik di event tersebut.

Setelah event itu masing-masing band tersebut kemudian sepakat untuk mendirikan sebuah organisasi yang bernama Independen. Base camp dari organisasi yang tujuan dibentuknya sebagai wadah pemersatu serta sarana sosialisasi informasi antar musisi/band underground metal ini waktu itu dipusatkan di daerah Ngagel Mulyo atau tepatnya di studio milik band Retri Beauty (band death metal dengan semua personelnya cewek, kini RIP - Red). Anggota dari organisasi yang merupakan cikal bakal terbentuknya scene underground metal di Surabaya ini memang sengaja dibatasi hanya sekitar 7-10 band saja.

Rencana pertama Independen waktu itu adalah menggelar konser underground rock di Taman Remaja, namun rencana ini ternyata gagal karena kesibukan melakukan konsolidasi di dalam scene. Setelah semakin jelas dan mulai berkembangnya scene underground metal di Surabaya pada akhir bulan Desember 1997 organisasi Independen resmi dibubarkan. Upaya ini dilakukan demi memperluas jaringan agar semakin tidak tersekat-sekat atau menjadi terkotak-kotak komunitasnya.

Pada masa-masa terakhir sebelum bubarnya organisasi Independen, divisi record label mereka tercatat sempat merilis beberapa buah album milik band-band death metal/grindcore Surabaya. Misalnya debut album milik Slowdeath yang bertitel “From Mindless Enthusiasm to Sordid Self-Destruction” (September 96), debut album Dry berjudul “Under The Veil of Religion” (97), Brutal Torture “Carnal Abuse”, Wafat “Cemetery of Celerage” hingga debut album milik Fear Inside
yang bertitel “Mindestruction”. Tahun-tahun berikutnya barulah underground metal di Surabaya dibanjiri oleh rilisan-rilisan album milik Growl, Thandus, Holy Terror, Kendath hingga Pejah.

Sebagai ganti Independen kemudian dibentuklah Surabaya Underground Society (S.U.S) tepat di malam tahun baru 1997 di kampus Universitas 45, saat diselenggarakannya event AMUK I. Saat itu di Surabaya juga telah banyak bermunculan band-band baru dengan aliran musik black metal. Salah satu band death metal lama yaitu, Dry kemudian berpindah konsep musik seiring dengan derasnya pengaruh musik black metal di Surabaya kala itu.

Hanya bertahan kurang lebih beberapa bulan saja, S.U.S di tahun yang sama dilanda perpecahan di dalamnya. Band-band yang beraliran black metal kemudian berpisah untuk membentuk sebuah wadah baru bernama ARMY OF DARKNESS yang memiliki basis lokasi di daerah Karang Rejo. Berbeda dengan black metal, band-band death metal selanjutnya memutuskan tidak ikut membentuk organisasi baru. Selanjutnya di bulan September 1997 digelar event AMUK II di IKIP Surabaya. Event ini kemudian mencatat sejarah sendiri sebagai event paling sukses di Surabaya kala itu. 25 band death metal dan black metal tampil sejak pagi hingga sore hari dan ditonton oleh kurang lebih 800 – 1000 orang. Arwah, band black metal asal Bekasi juga turut tampil di even tersebut sebagai band undangan.

Scene ekstrem metal di Surabaya pada masa itu lebih banyak didominasi oleh band-band black metal dibandingkan band death metal/grindcore. Mereka juga lebih intens dalam menggelar event-event musik black metal karena banyaknya jumlah band black metal yang muncul. Tercatat kemudian event black metal yang sukses digelar di Surabaya seperti ARMY OF DARKNESS I dan II.

Tepat tanggal 1 Juni 1997 dibentuklah komunitas underground INFERNO 178 yang markasnya terletak di daerah Dharma Husada (Jl. Prof. DR. Moestopo,Red). Di tempat yang agak mirip dengan rumah-toko (Ruko) ini tercatat ada beberapa divisi usaha yaitu, distro, studio musik, indie label, fanzine, warnet dan event organizer untuk acara-acara underground di Surabaya. Event-event yang pernah di gelar oleh INFERNO 178 antara lain adalah, STOP THE MADNESS, TEGANGAN TINGGI I & II hingga BLUEKHUTUQ LIVE.

Band-band underground rock yang kini bernaung di bawah bendera INFERNO 178 antara lain, Slowdeath, The Sinners, Severe Carnage, System Sucks, Freecell, Bluekuthuq dan sebagainya. Fanzine metal asal komunitas INFERNO 178, Surabaya bernama POST MANGLED pertama kali terbit kala itu di event TEGANGAN TINGGI I di kampus Unair dengan tampilnya band-band punk rock dan metal. Acara ini tergolong kurang sukses karena pada waktu yang bersamaan juga digelar sebuah event black metal. Sayangnya, hal ini juga diikuti dengan mandegnya proses penggarapan POST MANGLED Zine yang tidak kunjung mengeluarkan edisinya yang terbaru hingga kini.

Maka, untuk mengantisipasi terjadinya stagnansi atau kesenjangan informasi di dalam scene, lahirlah kemudian GARIS KERAS Newsletter yang terbit pertama kali bulan Februari 1999. Newsletter dengan format fotokopian yang memiliki jumlah 4 halaman itu banyak mengulas berbagai aktivitas musik underground metal, punk hingga HC tak hanya di Surabaya saja tetapi lebih luas lagi. Respon positif pun menurut mereka lebih banyak datang justeru dari luar kota Surabaya itu sendiri. Entah mengapa, menurut mereka publik underground rock di Surabaya kurang apresiatif dan minim dukungannya terhadap publikasi independen macam fanzine atau newsletter tersebut. Hingga akhir hayatnya GARIS KERAS Newsletter telah menerbitkan edisinya hingga ke- 12.

Divisi indie label dari INFERNO 178 paling tidak hingga sekitar 10 rilisan album masih tetap menggunakan nama Independen sebagai nama label mereka. Baru memasuki tahun 2000 yang lalu label INFERNO 178 Productions resmi memproduksi album band punk tertua di Surabaya, The Sinners yang berjudul “Ajang Kebencian”. Selanjutnya label
INFERNO 178 ini akan lebih berkonsentrasi untuk merilis produk- produk berkategori non-metal. Sedangkan untuk label khusus death metal/brutal death/grindcore dibentuklah kemudian Bloody Pigs Records oleh Samir (kini gitaris TENGKORAK) dengan album kedua Slowdeath yang bertitel “Propaganda” sebagai proyek pertamanya yang dibarengi pula dengan menggelar konser promo tunggal Slowdeath di Café Flower sekitar bulan September 2000 lalu yang dihadiri oleh 150- an penonton. Album ini sempat mencatat sold out walau masih dalam jumlah terbatas saja. Ludes 200 keping tanpa sisa.

Scene Malang

Kota berhawa dingin yang ditempuh sekitar tiga jam perjalanan dari Surabaya ini ternyata memiliki scene rock underground yang “panas” sejak awal dekade 90-an. Tersebutlah nama Total Suffer Community(T.S.C) yang menjadi motor penggerak bagi kebangkitan komunitas rock underground di Malang sejak awal 1995. Anggota komunitas ini terdiri dari berbagai macam musisi lintas-scene, namun dominasinya tetap
saja anak-anak metal. Konser rock underground yang pertama kali digelar di kota Malang diorganisir pula oleh komunitas ini. Acara bertajuk Parade Musik Underground tersebut digelar di Gedung Sasana Asih YPAC pada tanggal 28 Juli 1996 dengan menampilkan band-band lokal Malang seperti Bangkai (grindcore), Ritual Orchestra (black metal),Sekarat (death metal), Knuckle Head (punk/hc), Grindpeace (industrial
death metal), No Man’s Land (punk), The Babies (punk) dan juga band-band asal Surabaya, Slowdeath (grindcore) serta The Sinners (punk).

Beberapa band Malang lainnya yang patut di beri kredit antara lain Keramat, Perish, Genital Giblets, Santhet dan tentunya Rotten Corpse. Band yang terakhir disebut malah menjadi pelopor style brutal death metal di Indonesia. Album debut mereka yang
bertitel “Maggot Sickness” saat itu menggemparkan scene metal di Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan Bali karena komposisinya yang solid dan kualitas rekamannya yang top notch. Belakangan band ini pecah menjadi dua dan salah satu gitaris sekaligus pendirinya, Adyth, hijrah ke Bandung dan membentuk Disinfected. Di kota inilah lahir untuk kedua kalinya fanzine musik di Indonesia. Namanya Mindblast zine yang
diterbitkan oleh dua orang scenester, Afril dan Samack pada akhir 1995. Afril sendiri merupakan eks-vokalis band Grindpeace yang kini eksis di band crust-grind gawat, Extreme Decay. Sementara indie label pionir yang hingga kini masih bertahan serta tetap produktif merilis album di Malang adalah Confused Records

Scene Bali

Berbicara scene underground di Bali kembali kita akan menemukan komunitas metal sebagai pelopornya. Penggerak awalnya adalah komunitas 1921 Bali Corpsegrinder di Denpasar. Ikut eksis di dalamnya antara lain, Dede Suhita, Putra Pande, Age Grindcorner dan Sabdo Moelyo. Dede adalah editor majalah metal Megaton yang terbit di
Jogjakarta, Putra Pande adalah salah satu pionir webzine metal Indonesia
Corpsegrinder (kini Anorexia Orgasm) sejak 1998, Age adalah pengusaha distro yang pertama di Bali dan Moel adalah gitaris/vokalis band death metal etnik, Eternal Madness yang aktif menggelar konser underground di sana. Nama 1921 sebenarnya diambil dari durasi siaran program musik metal mingguan di Radio Cassanova, Bali yang
berlangsung dari pukul 19.00 hingga 21.00 WITA.

Awal 1996 komunitas ini pecah dan masing-masing individunya jalan sendiri-sendiri. Moel bersama EM Enterprise pada tanggal 20 Oktober 1996 menggelar konser underground besar pertama di Bali bernama Total Uyut di GOR Ngurah Rai, Denpasar. Band-band Bali yang tampil diantaranya Eternal Madness, Superman Is Dead, Pokoke, Lithium, Triple Punk, Phobia, Asmodius hingga Death Chorus. Sementara band- band luar Balinya adalah Grausig, Betrayer (Jakarta), Jasad, Dajjal, Sacrilegious, Total Riot (Bandung) dan Death Vomit (Jogjakarta). Konser ini sukses menyedot sekitar 2000 orang penonton dan hingga sekarang menjadi festival rock underground tahunan di sana. Salah satu
alumni Total Uyut yang sekarang sukses besar ke seantero nusantara adalah band punk asal Kuta, Superman Is Dead. Mereka malah menjadi band punk pertama di Indonesia yang dikontrak 6 album oleh Sony Music Indonesia. Band-band indie Bali masa kini yang stand out di antaranya adalah Navicula, Postmen, The Brews, Telephone, Blod Shot Eyes
dan tentu saja Eternal Madness yang tengah bersiap merilis album ke tiga mereka dalam waktu dekat.

Memasuki era 2000-an scene indie Bali semakin menggeliat. Kesuksesan S.I.D memberi inspirasi bagi band-band Bali lainnya untuk berusaha lebih keras lagi, toh S.I.D secara konkret sudah membuktikan kalau band `putera daerah’ pun sanggup menaklukan kejamnya industri musik ibukota. Untuk mendukung band-band Bali, drummer S.I.D, Jerinx dan beberapa kawannya kemudian membuka The Maximmum Rock N’ Roll Monarchy (The Max), sebuah pub musik yang berada di jalan Poppies, Kuta. Seringkali diadakan acara rock reguler di tempat ini.

Indie Indonesia Era 2000-an

Bagaimana pergerakan scene musik independen Indonesia era 2000-an? Kehadiran teknologi internet dan e-mail jelas memberikan kontribusi besar bagi perkembangan scene ini. Akses informasi dan komunikasi yang terbuka lebar membuat jaringan (networking) antar komunitas ini semakin luas di Indonesia. Band-band dan komunitas-komunitas baru banyak bermunculan dengan menawarkan style musik yang lebih beragam. Trend indie label berlomba-lomba merilis album band-band lokal juga menggembirakan, minimal ini adalah upaya pendokumentasian sejarah yang berguna puluhan tahun ke depan.

Yang menarik sekarang adalah dominasi penggunaan idiom `indie’ dan bukan underground untuk mendefinisikan sebuah scene musik non- mainstream lokal. Sempat terjadi polemik dan perdebatan klasikmengenai istilah `indie atau underground’ ini di tanah air. Sebagian orang memandang istilah `underground’ semakin bias karena kenyataannya kian hari semakin banyak band-band underground yang `sell-out’, entah itu dikontrak major label, mengubah style musik demi kepentingan bisnis atau laris manis menjual album hingga puluhan ribu keping. Sementara sebagian lagi lebih senang menggunakan idiom indie karena lebih `elastis’ dan misalnya, lebih friendly bagi band-band yang memang tidak memainkan style musik ekstrem. Walaupun terkesan lebih kompromis, istilah indie ini belakangan juga semakin sering digunakan oleh media massa nasional, jauh
meninggalkan istilah ortodoks `underground’ itu tadi.

Ditengah serunya perdebatan indie/underground, major label atau indie label, ratusan band baru terlahir, puluhan indie label ramai- ramai merilis album, ribuan distro/clothing shop dibuka di seluruh Indonesia. Infrastruktur scene musik non-mainstream ini pun kian established dari hari ke hari. Mereka seakan tidak peduli lagi dengan polarisasi indie-major label yang makin tidak substansial. Bermain musik sebebas mungkin sembari bersenang-senang lebih menjadi `panglima’ sekarang ini.


Sumber : novallica.multiply.com
Read More..

Lagu Terbaru

Posted by Unknown Sabtu, 23 Februari 2013 0 komentar
Silahkan anda klik gambar di bawah untuk mendownload lagu terbaru

Read More..

Download Video Iwan Fals

Posted by Unknown 0 komentar
Untuk yang suka atau memang fans berat nya Bang Iwan Fals, kamu-kamu bisa download videoa nya disini :

Read More..

Silahkan Download Disini

Posted by Unknown 0 komentar
Untuk agan-agan yang suka lagu iwan fals silahkan download Disini

Read More..

Biografi Iwan Fals

Posted by Unknown 0 komentar

Nama Lengkap: Virgiawan Listanto
Nama Populer: Iwan Fals
Tanggal Lahir: 3 September 1961
Tempat Lahir: Jakarta,  Indonesia
Pekerjaan: Penyanyi, Penulis lagu, Musisi, Produsen
Genre: balada dan country
Instrumen: Vokal, Gitar

Virgiawan Listanto atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Fals lahir pada tanggal 3 September 1961 di Ibukota Jakarta. Beliau merupakan musisi beraliran balada dan country. Berkat lagu-lagunya yang konsisten mengangkat persoalan sosial dan meneropong kaum pinggiran yang dekat dengannya, bermakna kritik yang berdampak 'cekal' baginya di masa Orde Baru membuat Bung Iwan menjadi legenda hidup bangsa ini.
Iwan Fals  lahir dari pasangan Lies (ibu) dan ayah Haryoso almarhum (kolonel Anumerta). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.

Bung Iwan menghabiskan masa kecilnya  di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musik yang dimiliki Bung Iwan makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana  Bung Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu.

Kisah perjalanan musisi Iwan Fals di Jakarta, bermula dari ajakan seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen.

Bersama label musik Musica, barulah lagu-lagu Bung Iwan digarap lebih serius, akhirnya lagu-lagu dalam Album Sarjana Muda sukses dipasaran.

Album-album karya Iwan Fals antara lain: Canda Dalam Nada (1979), Canda Dalam Ronda (1979), Perjalanan (1979), 3 Bulan (1980), Sarjana Muda (1981), Opini (1982), Sumbang (1983), Barang Antik (1984), Sugali (1984), KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985), Sore Tugu Pancoran (1985), Aku Sayang Kamu (1986), Ethiopia (1986), Lancar (1987), Wakil Rakyat (1988), 1910 (1988),  Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988), Mata Dewa (1989), Swami I (1989), Kantata Takwa (1990),  Cikal (1991), Swami II (1991), Belum Ada Judul (1992), Hijau (1992), Dalbo (1993), Anak Wayang (1994), Orang Gila (1994), Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996), Kantata Samsara (1998), Best Of The Best (2000), Suara Hati (2002), In Collaboration with (2003), Manusia Setengah Dewa (2004), Iwan Fals in Love (2005), 50:50 (2007), Untukmu Terkasih (2009) - mini album, Keseimbangan - Iwan Fals (2010).

Sumber : Gudang Biografi
Read More..

Biografi Band Beside

Posted by Unknown 0 komentar

Beside exsis dari pertengahan tahun 1997, berdiri di Bandung, Indonesia, lahir di tengah-tengah komunitas yang cukup terkenal di Indonesia “HOMELESS CREW”. Sebuah band dengan sebuah proyek di rumah bermain musik hardcore pada zamannya dari awal Rykers, Strife, Bumi crsis dll. Mengubah personil menjadi kebiasaan, bahkan pada akhir tahun 2007 Selain masih berubah personil.

Fattah, salah satu gitaris Beside kedua harus mengundurkan diri! Dalam karya karnakan sibuk sangat padat. Surga jatuh Ichad adalah orang-orang yang kita pilih untuk menutupi formasi kosong, dan karena kita sering berubah pesonel, maka Beside bertemu orang baru banyak orang yang memiliki selera musik yang berkisar dari mengobarkan awal, Soilwork, Dragon Force, Slayer, Malevolent Creations, Kataklysm dll . Yang pada gilirannya memberikan warna baru untuk musik Beside. Logam mungkin konsep yang lebih tepat untuk Selain saat ini.
10 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menyelesaikan album, karena sering ganti perubahan personil, waktu-intensif aktivitas, konsep musik yang masih belum jelas menjadi faktor utama dalam keterlambatan kami.
Pada saat ini formasi yang solid Owank voc, Akew Guitar, Bass Paneu, Chad Guitar, Drum Bayi,Beside akhirnya bisa menyelesaikan album pertama kami yang diberi nama Terhadap Diri Sendiri, yang dirilis pada akhir 2007 oleh Pemberontak parapatan & catatan mutlak .
Band Members :
* Owank – Vocals
* Akew – Guitar
* Paneu – Bass
* Chad – Guitar
* Baby – Drums
Sumber : Biografi Band
Read More..

Biografi Band Turtle jr

Posted by Unknown 3 komentar


Biografi dan Profile Band Turtle jr – Inilah salah satu band paling old school dari scene punk Indonesia. Nama mereka sudah tercantum di kompilasi klasik Injak Balik yang dirilis Tian An Men 89 Records (Perancis) pada 1997. Sejak itu Turtles Jr tak pernah menyerah pada waktu untuk terus menggelindingkan punk versi mereka yang banyak dipengaruhi Discharge, The Varukers, Chaos UK, The Exploited, dan tetesan fuckingalcoholia.
Turtles Jr jadi band yang turut memberi banyak warna untuk scene punk Bandung. Juga menginspirasi band-band yang lahir setelah mereka. Beberapa lagu Turtles Jr sudah seperti lagu kebangsaan kerap yang di-cover band-band lain.
Namun, setumpuk pencapaian sejak didirikan pada 1992 tidak membuat Turtles Jr besar kepala. Karena itu, jangan pernah sekali pun menyebut mereka sebagai kaum elite scene Bandung Underground. Tutrles Jr tetap menjejak tanah untuk terus menyuarakan antikemapanan seperti yang mereka retas di awal 90-an.
Perjalanan waktu hampir dua dekade telah menempa Turtles Jr jadi seperti sekarang. Padahal selama kurun waktu itu, Turtles Jr — seperti juga band kejam lain — sempat digerus setumpuk masalah. Yang paling krusial adalah pergantian personil. Dulu di era 90-an, penonton GOR Saparua amat lekat dengan kawanan empat pemberontak beranggotakan Yoni, Tengkoe, Dohem, dan Boeboen.
Formasi itu bertahan cukup lama dan mampu menghasilan dua album. Baru pada album ketiga, Restart The Punk, Turtles Jr mengalami sedikit perubahan formasi. Icha Chau menggantikan Yoni di slot vokal. Sementara untuk gitar, mereka menambah Andika sehingga Turtles Jr untuk menopang Tengkoe.
Album Restart The Punk jadi manifesto musik Turtles Jr yang lebih ‘dewasa’. Inilah album yang menunjukkan Turtles Jr tidak statis dalam memainkan punk. Mereka terus berubah, meski tidak drastis.
Sayangnya kebersamaan yang telah terjalin sejak 1992 akhirnya harus kandas. Untuk album keempat, Bintang Mati (2008), Turtles Jr terbangun dengan formasi yang nyaris sama sekali beda. Hanya Boeboen personil asli yang masih tersisa.
Tapi, masuknya Adri Error (vokal), Baddick (gitar), dan Budi (bas), sama sekali tidak melunturkan kekejaman Turtles Jr dalam memainkan punk. Justru sebaliknya, ketiga personil itu mampu membuktikan eksistensi Turtles Jr di orde kedua scene Bandung Underground.
Dan suatu saat jika kalian berada di bibir panggung saat Turtles Jr beraksi, jangan ragu untuk meneriakkan: KUYA NGORA… ANJINGGGGG!!!!
Sumber : Biografi Band

Read More..

Biografi Band Bleeding Corpse

Posted by Unknown 0 komentar


Biografi Band Bleeding Corpse, Profil Band Bleeding Corpse - Bayangkan…. Death metal yang digerus lebih brutal dan berdarah-darah. Dengan beat super kencang dan vokal gogorowok yang sadis. Sesekali ada groove dan melodi. Selebihnya pendengar perlu tarik nafas panjang. Sebab ini memang bukan untuk telinga yang lemah.Inilah musik pembunuh dari Bleeding Corpse.
Bleeding Corpse yang terbentuk pada akhir tahun 2005 ini dimotori oleh Uus Death [eks Balance of Terror] pada gitar, Adrian pada bass, Boby [eks Dishonest] pada vokal, serta drummer Ari [eks Injected Sufferage / Lumpur]. Pada bulan November 2006, mereka sempat membuat promo CD yang berisi tiga buah lagu ; Bangkai Para Pendosa, Simpuh Tubuh Terbunuh, dan Nista Maja Utama.
Uus dkk sempat menambah satu gitaris lagi yaitu Lukman [eks Filgrim] di pertengahan tahun 2007. Namun itu tidak lama, setelah manggung di acara Bandung Death Fest #2 Lukman terpaksa mengundurkan diri dan band ini tetap bertahan dalam formasi kuartet. Secara musikal, Bleeding Corpse mengaku ter-influence oleh band-band brutal death metal seperti Suffocation, Disavowed, Devourment, dan Disgorge.
Sambil menjalani berbagai aksi panggung lokal, mereka masuk studio untuk merekam lagu-lagunya. Akhirnya di tahun 2008 Bleeding Corpse berhasil merilis album debut album bertitel Resurection of Murder yang diproduksi Pieces Records, sebuah label independen yang juga dikelola oleh Dani [drummer Jasad].
DEADLY BRONX Bleeding Corpse adalah generasi ke-tiga atau malah ke-empat dari klan Ujungberung Bandung. Mereka adalah hasil kaderisasi yang penuh potensi dari kampung metal yang telah melahirkan banyak band berbahaya di tanah air. Setelah Jasad dan Disinfected, satu lagi bibit baru yang berdarah-darah dari persekutuan Homeless Crew.
Sumber : Biografi band

Read More..

Biografi Band Mawar Berduri

Posted by Unknown 0 komentar

Biografi dan Profile Band Punk Mawar Berduri- Lahir dan tumbuh di bawah pengaruh Disrupt, Kontrovers, dan Total Chaos, menempa karakter Mawar Berduri. Sejak dibentuk sejak Juni 1997, mereka memainkan punk yang makin ke sini makin cepat dan keras. Dua tahun berjuang mencari jati diri dan mematangkan konsep musik, nama mereka sudah tercantum jadi salah satu pengisi Kompilasi Outskirts Punx and Skins I yang dirilis tahun 1999. Di tahun yang sama, Mawar Berduri juga tercantum pada Kompilasi Free Style 3.

Sayangnya, keberhasilan masuk Kompilasi Outskirts Punx and Skins I berganti dengan kisah menyesakkan. Pada April 2000, dua orang personel memutuskan cabut dari Mawar Berduri. Untuk mengisi kekosongan, mereka terpaksa mencari additional player.
Kerja keras mencari personel yang pengganti mereka jalani sambil terus menyiapkan materi untuk album perdana. Kerja keras itu akhirnya berbuah hasil ketika album selftittled dirilis Nolabel Records pada bulan Februari 2002. Fill gitar materi di album ini masih menggunakan additional player.
Alih-alih mendapatkan personel tetap, Mawar Berduri justru kembali ditinggal salah satu keluarganya. Kali ini sang drummer yang memutuskan hengkang. Meski begitu, mereka tetap memutuskan untuk terus merampungkan materi album kedua.
Setahun berselang setelah album pertama, masih di tengah pencarian personel tetap, album kedua bertajuk Resisten to Aberration dirilis dibawah bendera Revolute Records tepat pada Juni 2003 yang berisi 18 lagu. Proses rekaman materi Resisten to Aberration berjalan atas bantuan additional player.
Juli 2005, Mawar Berduri akhirnya menemukan The Buux untuk mengisi gitar dan Oyox di pos drum. Formasi Kuze (vokal), The Buux (gitar), Yanz (bas), dan Oyox (drum) bertahan sampai sekarang.
Dengan formasi lebih solid, Mawar Berduri merilis album ketika pada 2006. Diberi judul Tumpas Tuntas, penjualan album ini mencapai 1000 keping kaset. Di tahun yang sama, album Resistance to Aberration juga dirilis ulang oleh Revolute Records dengan bonus track dua lagu baru.
Mereka tak pernah puas. Tak hanya terus menelurkan lagu. Personel Mawar Berduri juga memutuskan untuk membuat label sendiri yang diberi nama Pin Rose Records. Hasilnya, pada Oktober 2009, album keempat bertajuk Tusuk Telak menghajar scene dalam format CD dan kaset.
Di luar itu, mereka terlibat dalam banyak kompilasi. Sebagai pelengkap eksistensi, mereka juga menggarap video klip untuk lagu Kaduruk ku Hawa Amarah dan Perang Bergolak.
Dari album pertama sampai keempat, plus satu album reissue, Mawar Berduri tak pernah kehabisan energi untuk menularkan punk yang cepat dan keras!
Sumber : Biografi Band
Read More..

Biografi dan band Jasad

Posted by Unknown 0 komentar


Biografi dan Profile band Jasad - Jasad sekarang bukan hanya dikenal sebagai band pengusung brutal death metal garda depan. Jasad adalah ikon suksesnya sebuah akulturasi antara budaya barat dan lokal. Merekalah yang meretas konvensi menyelipkan unsur budaya Sunda di antara kebrutalan dan kebisingan metal. Tak heran bila Jasad dianggap bukan hanya tonggak penting scene Bandung Underground. Jasad juga jadi tiang pancang sebuah dekonstruksi kecenderungan di mana memakai atribut budaya lokal adalah juga sebuah kebanggaan.

Banyak literatur yang beredar di dunia maya menyebutkan Jasad didirikan tahun 2000. Namun, Jasad sebenarnya sudah ada sejak 1990. Formasi awal Jasad terdiri dari Yuli, Tito, dan Faried. Tahun 1992, mereka mengalami pergantian personel setelah Faried keluar. Dengan formasi kedua yang terdiri dari Yuli, Tito, Hendrik, dan Abut, mereka merilis dua singel yang direkam secara live, yakni Life ‘n Die dan Fuckin’ Education.
Line up Jasad kembali berubah pada 1994. Yayat, Yadi Behom, dan Dani masuk menggantikan Hendrik, Tito, dan Abut. Praktis hanya Yuli satu-satunya personel asli yang masih tersisa. Dengan line up Yadi Behom (vokal), Yayat (gitar), Yuli (bas), dan Dani (drum), Jasad mengeluarkan EP C’est La Vie yang dirilis Palapa Records. Mini album tersebut berisi tiga lagu yakni Belenggu, Riuh, dan Technological Principal. Lagu yang terakhir disebut tercantum dalam kompilasi paling bersejarah, Independent Rebels yang dirilis tahun 1997.
Jasad ditinggalkan Yadi Behom pada 1998. Setahun kemudian giliran Yayat yang cabut. Sebagai gantinya, Jasad menggamit Man dari Injected Sufferaged dan Ferly dari Forgotten. Dengan formasi Man (vokal), Ferly (gitar), Yuli (bas), Dani (drum), Jasad berkibar sebagai salah satu band death metal paling berpengaruh di tanah air.
Sempat merilis EP Ripping the Pregnant, mereka akhirnya melakukan pencapaian luar biasa saat mengeluarkan album bertajuk Witness Of Perfect Torture pada 2001. Album ini dirilis Rottrevore Records dan kemudian dirilis ulang Forever Underground.
Nama Jasad sendiri dicetuskan Yuli, sang basis. Yuli mengaku nama itu ia dapat ketika suatu saat melihat seseorang mengenakan baju bertuliskan Jasad. Nama itu kemudian ia jadikan band yang dibentuknya.
Line up Man, Ferly, Yuli, dan Papap, sanggup bertahan salama satu dekade. Memasuki tahun 2011, Jasad melakukan pergantian personel di posisi drum. Itu pun karena terpaksa setelah Papap mengalami kecelakaan yang cukup parah. Jasad kemudian menggelar audisi.
Dulu ketika Yuli memilih nama Jasad karena alasan ingin memberi kesan seram tapi tetap dalam bahasa Indonesia. Namun, sekarang mereka punya makna sendiri untuk nama band mereka. “Bagi saya Jasad bisa berarti jang sadayana atau jang sadunia,” seloroh Man.
Bahkan sejak 2008, Man mengartikan nama Jasad dengan akronim yang lebih edan yakni: Jarang Ada Satria Abadi di Sini’,” jelas Man
Apa pun, banyak parameter yang bisa dijadikan penanda bahwa Jasad sangat layak ditahbiskan sebagai band deathmetal paling berpengaruh untuk scene bawah tanah. Bukan hanya di Bandung, tapi juga tanah air.
Sumber Biografi band
Read More..

Biografi Band Jeruji

Posted by Unknown 0 komentar


Profil Band Jeruji – Pertama berdiri tahun 1996, tepatnya pada tanggal 30 September. Awalnya sekelompok pemuda terdiri dari Aldonny, Heru, Dicky dan Hendra mencoba turut menyuarakan kepedihan mereka terhadap kehidupan. Dengan nama Mutant X mereka membawakan lagu lagu band kesukaan mereka. Seiring dengan perjalanan waktu mereka merasa nama Mutant X kurang Indonesia. Akhirnya terpilihlah Jeruji sebagai nama yang mewakili mereka pada saat dipanggil keatas panggung.
Perjalanan karier Jeruji meniti arus naik turun dan pahit manisnya panggung ke panggung. Hingga pada akhirnya mereka diajak terlibat dalam satu kompilasi klasik yang bertajug Bandung’s Burning pada tahun 1997 yang di produksi oleh Riotic Recs dengan single No Really Competitions.
Masih pada tahun yang sama Jeruji menerima ajakan untuk terlibat dalam satu kompilasi yang di produksi oleh label Tian An Men 89 Recs dari Perancis dan masuklah single Pianjingeun pada kompilasi yang dirilis dalam bentuk Piringan hitam ukuran 7 inci dan beredar di Perancis dan negara eropa lainnya secara independen.
Pada tahun 1998 setelah sekitar 2 tahun mencoba dari panggung ke panggung underground scene di Indonesia akhirnya Jeruji menelurkan album perdananya secara independen dengan judul FREEDOM yang dirilis oleh 41 Recs Bandung. Pada tahun yang sama juga kompilasi Brain Beverages dirilis dan single Broken adalah lagu Jeruji yang terlibat didalam kompilasi yang dirilis oleh Harder Recs Bandung.
Ternyata gaung Jeruji sampai juga ke negara matahari terbit dan sebuah records company bernama All System Fail merilis kembali kompilasi yang berisi single Pianjingeun bekerja sama dengan Tian An Men ..89 Recs dalam bentuk compact disc dan dirilis pada tahun 1999. Didalam negeri sendiri Jeruji ternyata concern dengan tidak adanya skatepark yang representatif untuk para skateboarder bermain. Seiring dengan ide itu Jeruji diajak oleh ISA (Indonesian Skateboarding Association) dan Spills Records untuk membuat kompilasi yang keuntungannya diperuntukan pada pembuatan Skatepark.
Single Drunk With Power menjadi salah satu lagu yang ada dalam A Ticket To Ride &quota benefit for local skatepark” yang dirilis oleh Spills Records. Pada tahun 2000 Jeruji berubah formasi dan memutuskan untuk menambah personil sebagai bagian dari dinamisnya musik Jeruji. Robby mengisi posisi Gitar dan memberi nafas baru bagi Jeruji. Dan pada tahun ini juga Album Lawan dirilis oleh Napi Recs. Perjalanan panggung Jeruji ternyata tidak berhenti, tetapi malah semakin banyak dan mendewasakan masing masing personelnya.
Ide pembuatan Live Recording yang melibatkan penonton secara langsung memang belum ada waktu itu di Indonesia ternyata menarik untuk beberapa pihak. Dan akhirnya terwujud sudah dan melibatkan beberapa band pionir dan label independen di Bandung. Dengan tajug 4 Harvest Live Recording Jeruji bersama dengan Puppen, Forgotten dan Blind To See melakukan pertunjukan yang direkam secara live di Dago Tea House indoor pada tahun 2001 yang rencananya akan dirilis dalam bentuk kaset, CD dan VCD.
Pada akhir tahun 2003, formasi terakhir Jeruji yaitu Aldonny”Themfuck”, Heru, Robby, Sanny dan Opick telah merampungkan materi lagu untuk album yang ketiga. Setelah melalui proses negosiasi dan sign kontrak dengan salah satu perusahaan recording independen, akhirnya pada bulan Agustus 2004 album mereka yang diberi nama “3rd” album berhasil dirilis secara eksklusif oleh Subciety Records. Album tersebut berisikan 13 lagu dengan materi dan nuansa yang sangat berbeda dari album mereka sebelumnya.
Sebagai Heat up bagi scene underground di Indonesia, Jeruji baru saja merampungkan Video Klip untuk Single Lawan. Namun setelah identitas diri kami mulai tumbuh di dalam sebuah komunitas yang cukup solid ini, akhirnya kami harus ditinggalkan oleh salah satu gitaris kami yaitu Heru dan sementara untuk mengisi kekosongannya posisi tersebut digantikan oleh Ayi sebagai additional. Line-up tersebut masih bertahan sampai sekarang, dan sekarang sedang dalam proses persiapan untuk pembuatan video klip beberapa materi lagu yang ada di “3rd” album.

Read More..

Biografi Band Forgotten

Posted by Unknown 0 komentar

Biografi Band Forgotten, Profil Band Forgotten - Terbentuknya FORGOTTEN tidak pernah lepas dari sejarah komunitas musik HOMELESS CREW di Ujungberung. Kota kecil di timur kota Bandung, sesak oleh industri, padat oleh penduduk, kumuh oleh imigran. Sebuah komunitas musik sebagai wadah dari ketidakpuasan kondisi sosiokultur yang dirasa makin tak beridentitas. Mereka lahir dan berkembang untuk menjadi sebuah counter culture. Tahun 1994 FORGOTTEN terbentuk dengan formasi:

§ Ferly } gitar
§ Toteng } gitar
§ Kardun } bass
§ Addy Gembel } vokal
§ Kudung } drum
Bulan January 1997 album pertama “FUTURE SYNDROME” di rilis. Debut album yang di rekam di PALAPA STUDIO Bandung, bermaterikan enam buah lagu berlirik Inggris di rilis oleh bendera indie lokal PALAPA RECORD. Peredarannya mencakup wilayah Indonesia dan Asia. Sedangkan untuk peredaran di wilayah Eropa di rilis oleh perusahaan indie Jerman MORBID RECORDS.
Bulan Maret 1998 album single promo FORGOTTEN bermaterikan dua buah lagu dengan titel “OBSESI MATI Promo Tape 98″ di rilis di bawah perusahaan indie lokal ROCK RECORD. Di tengah kesibukan berbagai proyek kompilasi sejumlah label record, Ferly pemain gitar mengundurkan diri. Proyek full album yang ke dua mulai di garap pada bulan Februari 2000. Bertempat di studio Rehearsal 40124 Bandung, sepuluh materi lagu mulai di rekam. Di bawah label indie lokal Extreme Soul Production, bulan Agustus 2000 album kedua “OBSESI MATI” dirilis.
Pada album inilah akhirnya Kudung pemain dram mengundurkan diri dan untuk sementara posisinya di gantikan oleh Andris dramer dari DISINFECTED. Bulan Juli 2001 FORGOTTEN masuk studio lagi. Bertempat di Bintang 41 studio Bandung, empat buah lagu berlirik Indonesia di garap. Dengan titel “TUHAN TELAH MATI” bulan Agustus 2001 mini album tersebut dirilis di bawah perusahaan indie lokal ROCK RECORD. Mei 2002 Kardun pemain bass mengundurkan diri dan untuk sementara FORGOTTEN masih memakai pemain bass additional, Dikky dari POSTMORTEM.
Bulan Maret 2003 FORGOTTEN merilis album ‘TIGA ANGKA ENAM dibawah label ROTTREVORE RECORDS. Pada masa inilah akhirnya Andris (drum) mengundurkan diri dan posisinya di gantikan sementara oleh pemain drum MOTOR DEATH.
TENTANG MUSIK DAN LIRIK
Bicara tentang musik dan lirik FORGOTTEN semua tidak bisa di lepaskan dengan realitas yang sedang terjadi di sekitar kita. Sebagai sebuah refleksi realitas yang berasal dari suatu kondisi psikologis tertentu yang di tuangkan kedalam bentuk notasi dan syair beraturan. Singkatnya adalah ekspresi kejujuran. Realitas bisa menimbulkan berbagai macam interpretasi tergantung dari sudut pandang individunya masing-masing. Sudut pandang itulah yang bisa menimbulkan kondisi-kondisi ekstrim kejiwaan tertentu. Kondisi kejiwaan ekstrim inilah yang coba di refleksikan kedalam musik dan lirik FORGOTTEN. Sudut pandang yang di pakai tentu saja yang radikal.
Tentang pengaruh dalam bermusik itu pasti ada. Tak ada musik yang tak terpengaruh apa-apa. Musik itu tidak murni. Yang ada adalah musik berkarakter. Semua saling mempengaruhi satu sama lain sehingga melahirkan genre musik baru. Karakter inilah yang terbentuk melalui sebuah proses yang panjang, rumit, dan melibatkan semua unsur yang ada pada masa lalu maupun yang sedang berlangsung saat ini. Pengaruh terkuat musik dan sound FORGOTTEN adalah musik-musik heavy metal era tahun 80-an dan 90-an. Seperti Deep Purple, Iron Maiden, Black Sabbath, Dream Theatre, Yngwee Malmsteen. Yang paling dominan adalah pengaruh band thrash metal dan Deathmetal era 90-an seperti Slayer, Kreator, Testament, Pantera, Death, Soltice, Obituary, Malevolent Creation.
Lirik FORGOTTEN banyak bicara tentang realitas. Kasar, jorok, vulgar. Pemilihan diksi kalimat yang di tampilkan adalah kata yang cenderung berimplementasi pada eksplotatif-seporadis.sastra sarkastik. Nuansa sisi gelap manusia selalu di tonjolkan dan mendominasi setting background lagu dengan mayoritas tema berkisar tentang depresi, nihilisme, schizophrenic, putus asa, politik sosial, kematian, kehancuran budaya, psikoanalisis, dan kekerasan.
Pengaruh lirik dari berbagai sumber. Paling besar berasal dari buku-buku yang di baca. Buku sastra, filsafat, budaya,politik maupun buku teks. Yang “kanan” maupun “kiri”. Buku Paulo Freire, Nietzche, Che Guevara, Ayu Utami, Enny Arrow, Pramudya Ananta Toer, kitab Injil, Al-Quran, Sigmund Freud, Karen Armstrong, Noam Chomsky, Albert Camus, Play Boy, CrimeThink, Karl Marx, Emma Goldman, Kahlil Gibran, buku terbitan CrimethInc, Agus Noor, Rendra, lirik Iwan Fals. Pengaruh dari film terutama karya dari Stephen King, Garin Nugroho, Steven Spielberg, Walt Disneys, Vivid Entertainment, dan semua wacana yang menawarkan subjek pertanyaan tuhan, surga, neraka, pahala, dosa, setan, dunia, akhirat. Segala bentuk wacana yang dianggap mapan oleh publik dan di gugat kembali oleh FORGOTTEN.
TENTANG ATTITUDE
Sedikit saja yang akan saya ulas tentang attitude band. Sebetulnya secara implisit masalah attitude ini sudah dapat terbaca pada SESSI 1 dan SESSI 2. Yang akan saya lakukan hanyalah penegasan dari apa yang telah di paparkan diatas. Karena kita bicara attitude di sini bukan atas nama individu tapi lebih fokus kepada attitude sebuah band secara utuh. Sebelumnya ada sebuah pertanyaan mendasar tentang hal tersebut, yaitu “musik dulu baru attitude?” atau “attitude dulu baru musik?”…faktor apa yang paling dominan untuk mempengaruhi karakter sebuah band ?…
Dari pengalaman FORGOTTEN, ternyata keduanya tidak dapat di pisahkan. Keduanya berperan sama penting di dalam memberikan pengaruh pembentukan karakter sebuah band. Pada akhirnya akan sangat mempengaruhi corak dan warna dalam berkarya. Lalu pertanyaannya adalah “seperti apakah attitude dari FORGOTTEN sebagai satu kesatuan utuh sebuah band?…”
Jawabannya adalah : dengarkan kaset/cd nya pada posisi volume 6 ( ditemani sebotol bir dingin akan lebih baik !), baca dan resapi setiap liriknya, tonton konsernya, rock your hate, roll your pain. Intinya adalah you’re the fuckin’ rules !…
Line Up :
# Addy Gembel : Vocalist
# Toteng : Guitarist
# Gagan : Guitarist
# Dicky : Bassist
# Rifki : Drummer
Influences :
IRON MAIDEN,,MALEVOLENT CREATION,,DEICIDE,,SLAYER,,METALLICA,,TESTAMENT,
BOOKING MANAGEMENT :
ROCK MANAGEMENT C/O ADDY
JL.CICUKANG Gg.SAYUDI No.70 BANDUNG
40294 JAWA BARAT INDONESIA
PH.62-022-7805070
Hotline : 08156166637
e-mail : terlaknat@lycos.com
DISCOGRAPHY TAHUN 1994 SAMPAI 2008 YANG SANGAT TIDAK DISKO :
- ALBUM “FUTURE SYNDROME”, PALAPA RECORDS 1997.
- KOMPILASI “BANDUNG HOLOCAUST”, HOLOCAUST RECORDS 1997.
- KOMPILASI “INDEPENDENT REBEL”, AQUARIUS RECORDS 1998.
- SINGLE PROMO “OBSESI MATI 98″, ROCK RECORDS 1998.
- KOMPILASI “BRUTALLY SICKNESS”, E.S.P 1999.
- ALBUM “OBSESI MATI”, E.S.P. 2000.
- KOMPILASI “BLOODY SOUND OF DEATH”, E.S.P. 2001.
- MINI ALBUM “TUHAN TELAH MATI”, ROCK RECORDS 2001.
- KOMPILASI “DEATH TRIBUTE TO METALLICA”, TRUE LIES PRODUCTION 2002.
- KOMPILASI “4 HARVEST LIVE RECORDING”, DISCHORDS RECORDS 2002.
- KOMPILASI “DIMENSI KEMATIAN”, EDELWEISS RECORDS 2002.
- KOMPILASI “LIFE AFTER DEATH”, SINUSITIS PRODUCTION 2003.
- ALBUM “TIGA ANGKA ENAM”, ROTTREVORE RECORD 2003.
- DVD “ROTTREVORE DEATH FEST”, ROTTREVORE RECORDS 2006.
- TIGA ANGKA ENAM “RE-RELEASE” ROTTREVORE RECORDS 200

Read More..